A. Industrialisasi
Kata
industrialisasi berasal dari kata dasar industri yang memiliki arti secara
umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama
dalam menghasilkan laba.
Industrialisasi adalah suatu proses menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama terhadap suatu siklus rantai nilai. Proses ini dapat terjadi secara alamiah maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses industrialisasi adalah pasar.
Industrialisasi adalah suatu proses menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama terhadap suatu siklus rantai nilai. Proses ini dapat terjadi secara alamiah maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses industrialisasi adalah pasar.
Tujuan industrialisasi antara lain:
memperluas lapangan kerja, menambah devisa negara, memanfaatkan potensi sumber
daya alam maupun sumberdaya manusia dan terutama menggerakkan roda perekonomian
suatu bangsa menjadi lebih cepat.
B. Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan adalah ketidakmampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak. Kemiskinan
merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan
(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold).
Garis kemiskinan adalah sejumlah
rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan
makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan
yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi,
serta aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan pada umumnya
didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan
keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas
kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemiskinan kadang juga
berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
C. Hubungan Industrialisasi dengan Kemiskinan
Di Indonesia, Tulus Tambunan (2001,
h-108) mencatat adanya proses industrialisasi dimulai dari tahun 1969 dan
berhasil mengangkat tingkat pendapatan per kapita di atas US$ 1.000 per tahun
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7% pada saat penduduk 200 jutaan. Namun saat
tulisan ini dibuat, keadaan menurun jauh, hingga diperkirakan income perkapita
hanya 650 US$ dengan pertumbuhan ekonomi di bawah 4% dan jumlah penduduk hampir
210 juta. Yudo Swasono mencatat bahwa setelah krisis ekonomi yang terjadi pada
periode 1982-1986, pada waktu itu pertumbuhan hanya 5%.
Selanjutnya dengan proses
industrialisasi pertumbuhan meningkat dan berhasil recovery (pulih
kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah 7,5%, tahun 1991 mencapai 6,6% dan
pada akhir Repelita X, atau akhir Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh
dengan rata-rata 8,7%. (Muhammad Thoyib, 1995, h-4). Namun perkiraan ini
meleset jauh, sebab mulai 1997 terjadi krisis moneter yang berlanjut hingga
riset ini ditulis, ternyata kondisi itu masih belum pulih.
Industrialisasi
yang berkembang di era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga kerja. Hal
ini telah merubah alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri
menuju sektor industri. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh
oleh tenaga kerja tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung
industrialisasi telah mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Namun ternyata perekonomian Indonesia masih sangat
tegantung pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan,
pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat pendapatan
masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan (dan
usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi oleh
perubahan kualitas lingkungan.
Tabel 1. Matriks Ketergantungan Ekonomi terhadap SDA
dan LH dengan Tingkat Pendapatan
|
Pendapatan Tinggi/
|
Pendapatan Rendah/
|
|
High Income
|
Low Income
|
Ketergantungan
ekonomi terhadap SDA dan LH tinggi/ High
economic dependence on natural resources and the environment
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan sedang (misalnya: New Zealand)/ Medium
level of negative impact on prosperity (e.g. New Zealand)
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan
tinggi (misalnya: Indonesia)/ High level of negative impact on prosperity
(e.g. Indonesia)
|
|
|
|
Ketergantungan
ekonomi terhadap SDA dan LH rendah/ Low economic dependence on natural
resources and the environment
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan rendah (misalnya: Singapore)/ Low level
of negative impact on prosperity (e.g Singapore)
|
Dampak
kerusakan terhadap kesejahteraan sedang/ Medium level of negative impact
on prosperity
|
Di
samping itu, kita perlu pula memperhatikan kepekaan perubahan kualitas
lingkungan terhadap masyarakat dengan tingkat kehidupan tertentu dalam satu
komunitas tertentu. Umumnya karena daya beli yang lebih kuat (karena itu
mempunyai pilihan yang lebih luas) dan informasi yang lebih lengkap, maka
mereka yang berpendapatan tinggi lebih tidak peka terhadap kualitas lingkungan
yang menurun. Pada kasus di mana kualitas lingkungan udara telah tercemar,
mereka yang berpendapatan tinggi lebih mudah untuk pindah ke lokasi lain dengan
kualitas udara lebih baik, sedangkan mereka yang berpendapatan rendah akan
terjebak dalam lingkungan tercemar tersebut.
Bila ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan
yang saling mempengaruhi antara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam.
Industrialisasi mempengaruhi kemiskinan melalui tingkat pendapatan yang
diberikan sektor industri. Kemiskinan mempengaruhi tinggkat penggunaan
sumberdaya alam dan proses konservasi sumber daya alam serta lingkungan hidup.
Sumber daya alam merupakan sebagai bahan baku dalam Industrialisasi .
Sumber : http://duniabirulaut.blogspot.com/2012/02/analisis-hubungan-industrialisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar